Mengenal Syekh Hamdullah, Bapak Kaligrafi Utsmani

Syekh Hamdullah, yang sering disebut sebagai bapak kaligrafi Ottoman, adalah seorang tokoh yang mengubah wajah kaligrafi Islam dan memberi dampak mendalam dalam dunia seni tulis di dunia Muslim.
Lahir di Amasya pada tahun 1436, Hamdullah dikenal tidak hanya sebagai seorang kaligrafer hebat, tetapi juga sebagai seorang individu yang sangat dihormati dalam lingkup spiritual dan sosial.
Kehidupan dan karya-karya yang ditinggalkannya terus memberikan inspirasi dan dampak yang besar dalam perkembangan kaligrafi Ottoman dan kaligrafi Islam secara keseluruhan.
Kelahiran dan Pendidikan Awal
Syekh Hamdullah lahir di Amasya, sebuah kota yang pada masa itu menjadi pusat budaya yang berkembang pesat, khususnya pada masa pemerintahan Seljuk dan awal periode Ottoman.
Amasya adalah tempat yang sangat ideal untuk Hamdullah untuk mengembangkan bakat seni dan intelektualitasnya. Ia adalah putra dari Mustafa Dede, seorang sheikh terkemuka dari tarekat Sühreverdiyye.
Dalam lingkungan yang mendukung ini, Hamdullah mulai menempuh pendidikan dasar di bawah bimbingan Hayreddin Maraşi, seorang ahli kaligrafi terkemuka, yang mengajarkannya enam skrip klasik kaligrafi Islam yang dikenal dengan sebutan Aklâm-ı Sitte: Thuluth, Naskh, Muhaqqaq, Rayhani, Tawqi, dan Riqa.
Namun, terdapat perdebatan di kalangan sejarawan mengenai tahun kelahirannya, beberapa mengatakan ia lahir pada 1426, sementara yang lainnya lebih meyakini tahun 1436 sebagai tahun kelahirannya.
Selain pendidikan kaligrafi, Hamdullah juga menerima otorisasi sebagai guru tekke (tempat pengajaran spiritual) dari ayahnya, Mustafa Dede.
Namun, momen penting dalam perjalanan hidupnya terjadi ketika ia bertemu dengan Bayezid II, yang saat itu adalah Shahzadeh (pangeran) dan gubernur Amasya.
Hubungan kedekatan antara keduanya terjalin sangat erat, dan Bayezid II yang sangat menghargai keahlian Hamdullah, menunjuknya sebagai guru kaligrafi pribadi.

Pendidikan dan Karya di Amasya
Di masa mudanya, Syekh Hamdullah mulai menghasilkan karya-karya kaligrafi untuk koleksi pribadi Mehmed II, yang dikenal sebagai “Sang Penakluk.”
Karya-karya Hamdullah ditemukan di berbagai naskah dan manuskrip yang ditulis dengan gaya indah dan penuh keanggunan, menggambarkan keindahan dan keteraturan dalam setiap goresan tinta.
Karya-karya ini memberikan pengaruh besar pada perkembangan kaligrafi Ottoman pada masa itu.
Selama di Amasya, Hamdullah juga mempererat persahabatannya dengan Bayezid II. Meskipun Bayezid memiliki kekuasaan sebagai gubernur, ia selalu menjaga hubungan yang hangat dengan Hamdullah dan bahkan melayani sang kaligrafer dengan tangannya sendiri dalam urusan kaligrafi.
Hal ini menunjukkan kedekatan personal mereka yang mendalam. Tak lama kemudian, Hamdullah menikahi putri dari Cemaleddin Amasi, yang juga seorang kaligrafer ternama, menjadikannya bagian dari keluarga besar kaligrafer yang dihormati di wilayah tersebut.
Keahlian Lain dan Karier di Istanbul
Selain keahlian kaligrafi, Syekh Hamdullah juga dikenal sebagai seorang pemanah ulung. Ia terkenal karena kemampuannya mematahkan anak panah dari jarak 1100 langkah (sekitar 730 meter).
Sebagai penghormatan atas kemampuannya tersebut, sebuah batu peringatan didirikan di Okmeydanı, Istanbul, dengan tulisan yang menggambarkan prestasi luar biasa ini.
Karena kemampuan ini, Sultan Bayezid II juga menunjuk Hamdullah sebagai Sheikh Okçular Tekkesi, yang berarti “Sheikh dari Tekke Para Pemanah.”
Setelah Bayezid II naik tahta pada 1481, ia membawa Sheikh Hamdullah ke Istanbul. Di sini, Hamdullah diangkat sebagai guru kaligrafi untuk istana dan para pelayan kerajaan.
Sultan menyediakan tempat tinggal dan fasilitas yang nyaman bagi Hamdullah di Istanbul dan Edirne, serta memberikan hasil dari dua desa di Üsküdar sebagai dukungan bagi sang kaligrafer.
Meski hidup dalam kemewahan, Hamdullah tetap menjaga sikap seperti seorang dervish, dengan rendah hati menerima segala pemberian yang ia terima dan kembali mengembalikannya dengan karya-karya yang luar biasa.
Gaya Kaligrafi dan Inovasi
Di Istanbul, Syekh Hamdullah menciptakan gaya kaligrafi baru yang mengubah cara dunia melihat tulisan tangan. Sebelumnya, kaligrafi Ottoman banyak dipengaruhi oleh gaya Yaqut al-Musta’simi, seorang kaligrafer besar dari Baghdad.
Namun, Hamdullah menciptakan gaya kaligrafi yang berbeda dengan menggali dan memperbaiki gaya Naskh dan Thuluth. Ia mulai menggabungkan elemen-elemen dari berbagai gaya untuk menciptakan sesuatu yang lebih harmonis, mengalir, dan mudah dibaca.
Pengaruh gaya Hamdullah begitu besar sehingga kaligrafi dengan gaya ini menjadi pilihan utama dalam penulisan Al-Qur’an dan dokumen penting lainnya di seluruh dunia Muslim.
Karya-karya Hamdullah dikenal dengan proporsi yang sangat teratur, estetika yang sempurna, dan keseimbangan yang luar biasa antara keindahan visual dan keterbacaan. Gaya kaligrafi yang ia ciptakan kemudian dikenal dengan nama “Gaya Sheikh,” yang mewakili inovasi luar biasa dalam dunia kaligrafi Islam.

Akhir Hayat dan Warisan
Setelah pengunduran diri Sultan Bayezid II pada 1512, Syekh Hamdullah memilih untuk mundur dari kehidupan publik dan mendedikasikan waktunya untuk berdoa dan mengajar murid-muridnya.
Meskipun pada masa pemerintahan Sultan Süleyman yang Agung ia diundang untuk menulis sebuah Al-Qur’an, Hamdullah yang sudah lanjut usia lebih memilih untuk merekomendasikan muridnya, Muhyiddin Amâsî, untuk menjalankan tugas tersebut.
Hamdullah wafat pada 1520 dan dimakamkan di Pemakaman Karacaahmet, Istanbul, sesuai dengan keinginannya.
Warisan yang ditinggalkan oleh Syekh Hamdullah sangat besar. Ia bukan hanya seorang kaligrafer, tetapi juga seorang guru dan pemimpin spiritual yang menginspirasi generasi-generasi berikutnya.
Gaya kaligrafi yang ia ciptakan menjadi standar dalam dunia kaligrafi Ottoman dan bahkan dalam kaligrafi dunia Islam.
Museum Syekh Hamdullah
Untuk menghormati kontribusinya yang luar biasa, Museum Syekh Hamdullah Yazı Tarihi ve Hüsn-i Hat Müzesi (Museum Sejarah Kaligrafi dan Kaligrafi Syekh Hamdullah) didirikan di Amasya.
Museum ini tidak hanya merayakan karya-karya Hamdullah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pengetahuan tentang sejarah kaligrafi Islam. Museum ini menyimpan berbagai artefak, manuskrip, dan alat kaligrafi yang memberikan wawasan mendalam tentang warisan dan pengaruh Syekh Hamdullah dalam dunia kaligrafi.
Syekh Hamdullah adalah seorang maestro kaligrafi yang tidak hanya menciptakan gaya tulisan yang memukau, tetapi juga memberikan dampak yang mendalam terhadap seni kaligrafi Islam secara keseluruhan.
Karyanya yang abadi terus menginspirasi dan mempengaruhi generasi baru kaligrafer. Kehidupan dan warisannya tetap hidup dalam setiap goresan tinta yang indah, melambangkan keindahan dan kedalaman spiritual dalam budaya Ottoman dan Islam.
Karya dan hikmah riwayat hidup Syekh Hamdullah bisa lebih kita nikmati dengan mudah jika kita bisa berangkat ke Turki dan faktanya sekarang ke Turki sudah bukan mimpi yang tidak akan tercapai karena sudah ada Studies in Turkey yang siap membantu untuk perisapan berkuliah di turki, mulai dari persiapan bahasa, test masuk universitas sampai pembiasaan biaya.
Selain itu Studies in Turki juga suka mengadakan seminar dan webinar terkait berkuliah di Turki. Buat info lebih lanjutnya tentang Turki, bisa untuk mengikuti instagram Studies In Turki.