Kenapa Dalam Sejarah Utsmaniyah Banyak Nama Pasha

Pasha (bahasa Turki Ottoman: پاشا; Turki: paşa; Arab: باشا, romanisasi: basha) adalah gelar tinggi dalam sistem politik dan militer Kekaisaran Ottoman. Gelar ini umumnya diberikan kepada gubernur, jenderal, pejabat tinggi, dan tokoh-tokoh penting lainnya.

Pasha juga merupakan gelar penting di beberapa wilayah lainnya, termasuk Kerajaan Mesir pada abad ke-20 dan Maroko, di mana gelar ini merujuk pada pejabat regional atau gubernur daerah.

Pemberian gelar pasha menunjukkan penghormatan dan kedudukan seseorang dalam struktur pemerintahan yang lebih besar, dengan ciri khasnya yang mencerminkan kekuasaan dan prestise.

Asal Usul Etymologi Kata “Pasha”

Asal usul kata “pasha” telah menjadi topik perdebatan di kalangan para ahli etimologi. Kata dalam bahasa Inggris “pasha” berasal dari bahasa Turki Ottoman “paşa” atau “basha”, yang pada dasarnya mengacu pada seorang pemimpin atau penguasa.

Kamus Oxford menyebutkan bahwa kata ini mulai digunakan dalam bahasa Inggris pada pertengahan abad ke-17 sebagai pinjaman dari bahasa Turki.

Dalam bahasa Turki, kata “pasha” berakar dari kata “baş” yang berarti “kepala” atau “pemimpin”. Kata ini sendiri berasal dari bahasa Persia Kuno “pati-“, yang berarti “tuan” dan berhubungan erat dengan kata “shah” dalam bahasa Persia yang berarti “raja”. Selain itu, ada pandangan bahwa kata “pasha” berasal dari kata Persia “padishah”, yang juga berarti “raja”. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh budaya Persia dalam perkembangan istilah ini di wilayah yang dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman.

Namun, beberapa teori mengemukakan bahwa “pasha” mungkin berasal dari bahasa Turki atau Turki-Tatar yang merujuk pada konsep “saudara tertua” atau “anak pertama seorang pangeran” dalam masyarakat pra-Ottoman. Teori ini lebih mengarah pada penggunaan gelar dalam konteks sosial yang mengarah pada kedudukan terhormat dalam masyarakat.

Perkembangan Penggunaan Gelar Pasha di Kekaisaran Ottoman

Pasha pertama kali muncul pada abad ke-13, ketika Kekaisaran Seljuk menggunakan gelar ini. Dalam masyarakat Ottoman, gelar ini diberikan kepada saudara atau anak Sultan Orhan.

Setelah itu, gelar ini menjadi hak istimewa bagi gubernur provinsi dan vizier dalam pemerintahan pusat. Pemberian gelar ini menandakan pentingnya individu dalam sistem pemerintahan dan militer Kekaisaran Ottoman.

Pada masa periode Tanzimat pada abad ke-19, gelar Pasha diperluas untuk mencakup empat tingkatan tertinggi dalam layanan sipil dan militer Ottoman. Gelar ini menjadi simbol pengakuan dari Sultan terhadap kedudukan seseorang di pemerintahan, baik dalam konteks militer maupun sipil.

Sultan Ottoman memegang hak istimewa untuk memberikan gelar Pasha kepada individu yang dianggap layak dan berpengaruh dalam pemerintahan.

Seperti yang ditulis oleh Lucy Mary Jane Garnett dalam bukunya Turkish Life in Town and Country (1904), gelar Pasha merupakan satu-satunya gelar yang membawa peringkat dan urutan yang pasti dalam masyarakat Ottoman. Oleh karena itu, gelar ini menjadi simbol otoritas dan prestise bagi siapa pun yang menerimanya.

Pasha di Mesir dan Pengaruh Muhammad Ali Pasha

Gelarnya yang terkenal di Mesir dimulai setelah penaklukan wilayah tersebut oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1517. Setelah penaklukan ini, Mesir tetap berada di bawah kekuasaan Ottoman meskipun memiliki status yang lebih otonom.

Kenaikan Muhammad Ali, seorang komandan militer asal Albania, ke tampuk kekuasaan di Mesir pada tahun 1805 menandai perubahan besar. Muhammad Ali mendirikan negara Mesir yang secara de facto merdeka, meskipun tetap mengakui kesetiaan teknis kepada Sultan Ottoman.

Muhammad Ali berambisi untuk menggantikan Dinasti Ottoman yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), dan menciptakan kerajaan yang dapat menggantikan kesultanan tersebut.

Dalam konteks ini, Muhammad Ali menggunakan gelar Pasha bersama dengan gelar resmi Wāli dan gelar yang dideklarasikannya sendiri sebagai Khedive (gubernur yang lebih tinggi daripada Pasha).

Gelar ini tetap dipertahankan oleh penerus Muhammad Ali di takhta Mesir dan Sudan, seperti Ibrahim, Abbas, Sa’id, dan Isma’il, sampai akhirnya gelar Pasha dan Wāli dihentikan pada tahun 1867, ketika Sultan Ottoman secara resmi mengakui Isma’il sebagai Khedive.

Gelar Pasha dalam Struktur Militer Ottoman

Pasha tidak hanya diberikan kepada para pejabat sipil, tetapi juga kepada para jenderal dan komandan militer. Dalam struktur militer Ottoman, ada tiga tingkatan Pasha yang masing-masing dibedakan oleh jumlah ekor kuda atau merak yang dapat dipasang pada standar mereka sebagai simbol otoritas.

Tingkatan pertama, yang paling tinggi, memiliki tiga ekor kuda atau merak, sedangkan tingkat kedua memiliki dua, dan tingkat ketiga hanya satu. Satu-satunya individu yang berhak memiliki empat ekor adalah Sultan sendiri, yang memegang otoritas tertinggi sebagai komandan militer.

Beberapa pejabat militer yang berhak menyandang gelar Pasha termasuk Grand Vizier (vizier besar), yang berfungsi sebagai perdana menteri dan sering bertindak sebagai jenderal tertinggi, serta para komandan dengan pangkat tinggi seperti Mushir (marsekal lapangan), Ferik (jenderal), dan Liva (mayor jenderal).

Selain itu, gelar Pasha juga digunakan oleh pejabat tinggi di istana seperti Kapudan Pasha (Laksamana Besar Armada Ottoman).

Penggunaan Gelar Pasha sebagai Gelar Kehormatan

Sebagai gelar kehormatan, Pasha diberikan kepada individu yang diinginkan oleh istana untuk dihormati. Gelar ini bisa bersifat turun-temurun atau tidak, yang ditentukan dalam firman (patent kebangsawanan) yang dikeluarkan oleh Sultan.

Anak-anak dari seorang Pasha disebut sebagai Pashazada atau Pashazade, yang menunjukkan bahwa gelar tersebut merupakan bagian dari warisan aristokrat.

Di Mesir modern, meskipun gelar Pasha tidak lagi digunakan secara resmi sejak penghapusan monarki pada tahun 1952, gelar ini tetap digunakan dalam masyarakat untuk menyapa pria yang lebih tua atau dalam konteks yang sangat formal.

Di kalangan orang-orang Mesir yang lebih muda, gelar ini sering dianggap sebagai cara yang sangat formal untuk menyapa seorang pria, meskipun tidak ada hubungan langsung dengan kedudukan aristokratik.

Gelar Pasha memiliki makna yang mendalam dalam sejarah Kekaisaran Ottoman dan pengaruhnya di wilayah lainnya seperti Mesir dan Maroko. Sebagai simbol otoritas dan kehormatan, gelar ini mencerminkan status tinggi dalam pemerintahan dan militer.

Meskipun kini gelar ini tidak lagi digunakan secara resmi, warisan dan pengaruhnya tetap terasa dalam budaya dan sejarah dunia Islam, khususnya di wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan Ottoman.

Pasha adalah simbol penting dari pemerintahan yang kuat, keadilan, dan tradisi yang mendalam dalam dunia Islam dan politik Ottoman.

Kita bisa menghayati sejarah Pasha ini jika pergi ke Turki. Faktanya sekarang pergi dan kuliah di Turki bukan lagi sekedar mimpi.

Bagi kalian yang tertarik untuk melanjutkan studi di Turki, ada banyak program yang bisa diikuti, salah satunya adalah program Studies in Turkey yang diselenggarakan di Instagram @studiesinturkey.id.

Di sana, kalian bisa mengikuti webinar tentang kuliah di Turki, dan bahkan ada program asrama Sulaimaniyah yang akan membantu kalian memahami lebih dalam mengenai budaya dan bahasa Turki.