Mengenal Hajrudin, Karakter One Piece yang terinspirasi dari Tokoh Utsmani

Dalam jagat One Piece, Eiichiro Oda tak jarang meminjam elemen sejarah untuk menciptakan karakter-karakternya yang kompleks.
Salah satu tokoh yang mencuri perhatian dalam seri ini adalah Hajrudin, seorang raksasa dari Elbaph yang membawa ambisi besar yaitu menghidupkan kembali kejayaan para bajak laut raksasa.
Uniknya, banyak penggemar meyakini bahwa karakter ini terinspirasi oleh Hayreddin Barbarossa, laksamana legendaris Kesultanan Utsmaniyah.
Dari penampilan, latar belakang, hingga cita-citanya, sejumlah paralel menarik dapat ditemukan antara keduanya.
Raksasa dari Generasi Baru Elbaph
Hajrudin diperkenalkan sebagai bagian dari generasi baru raksasa dari Elbaph, pulau legendaris tempat tinggal bangsa raksasa dalam dunia One Piece.
Ia merupakan anak haram Raja Harald dan kakak tiri dari Pangeran Loki.
Namun karena darah campurannya—ibunya bukan berasal dari Elbaph—Hajrudin tidak dianggap sebagai pewaris sah takhta.
Penolakan ini memupuk rasa kecewa sekaligus tekad dalam dirinya untuk membuktikan bahwa status kelahirannya tidak menentukan kemuliaannya.
Dari usia muda, Hajrudin telah menunjukkan semangat juang yang besar.
Pada usia 18 tahun, pelatihan keras telah dijalani demi mewujudkan mimpinya menjadi Raja Para Raksasa.
Ambisi itu tidak hanya didorong oleh keinginan akan kejayaan pribadi, tetapi juga karena kehormatan bangsanya yang ingin dipulihkan melalui kebangkitan Giant Warrior Pirates, kelompok legendaris yang telah lama bubar.
Perjalanan dan Pengabdian dalam Dunia Bajak Laut
Hajrudin pertama kali muncul dalam alur cerita Dressrosa, ketika ia mengikuti turnamen Corrida Colosseum demi mendapatkan buah iblis legendaris, Mera Mera no Mi.
Pada saat itu, ia adalah anggota dari organisasi pengiriman tentara bayaran milik Buggy, namun takdir mempertemukannya dengan Luffy dan kelompok Topi Jerami.
Dalam pertarungan melawan Donquixote Doflamingo, peran besar dimainkan oleh Hajrudin, termasuk dalam melawan anak buah Doflamingo, Machvise.
Meskipun mengalami cedera berat, pertempuran tetap dilanjutkan olehnya hingga kemenangan berhasil diraih. Pengorbanan tersebut menunjukkan betapa tinggi nilai kehormatan yang dipegang Hajrudin.
Setelah kekalahan Doflamingo, Hajrudin memutuskan untuk meninggalkan Buggy dan menyatakan kesetiaannya kepada Luffy.
Ia pun menjadi kapten kapal keenam dalam Straw Hat Grand Fleet, sebuah aliansi bajak laut besar yang terbentuk atas dasar saling menghormati dan kepercayaan.

Karakteristik dan Filosofi Seorang Pejuang
Secara fisik, Hajrudin adalah sosok raksasa kekar dengan rambut panjang, kumis, dan janggut berwarna coklat gelap.
Ia mengenakan pelindung logam, helm khas, serta jubah berbulu tebal yang menambah kesan megah dan garang.
Namun di balik tampilan tersebut, tersimpan kepribadian yang kompleks: sombong tetapi terhormat, ambisius namun penuh rasa terima kasih.
Sikapnya kepada Usopp—yang telah menyelamatkannya—menjadi bukti bahwa Hajrudin bukan hanya petarung hebat, tetapi juga manusia yang tahu cara membalas budi.
Ketika anak buahnya, Road, menganggap kesetiaan kepada manusia biasa seperti Luffy sebagai aib, Hajrudin tetap teguh pada pilihannya.
Bagi dirinya, kehormatan lebih penting daripada status ras atau ukuran tubuh.
Inspirasi Nyata Dari Hayreddin Barbarossa
Nama Hajrudin diduga kuat diambil dari Hayreddin Barbarossa, tokoh nyata dari sejarah Kesultanan Utsmaniyah.
Lahir di Pulau Lesbos sekitar tahun 1478, Hayreddin memulai kariernya sebagai bajak laut bersama saudara-saudaranya, terutama Oruç, yang kemudian gugur dalam pertempuran.
Setelah kematian sang kakak, kepemimpinan dilanjutkan olehnya dan menjadikannya simbol kekuatan maritim Utsmaniyah.

Julukan “Barbarossa” diberikan oleh orang Eropa karena janggut merah mencolok milik Oruç. Julukan tersebut kemudian melekat pada Hayreddin saat ia mengambil alih posisi kepemimpinan.
Kemampuan strategi dan kepemimpinan yang luar biasa ditunjukkannya dalam pertempuran laut, termasuk saat berhasil merebut Aljazair dari Spanyol dan menyerahkannya kepada Sultan Selim I.
Sejak saat itu, wilayah tersebut resmi menjadi bagian dari kekuasaan Ottoman.
Laksamana dan Penguasa Laut
Pada tahun 1533, Hayreddin dipanggil ke Istanbul dan diangkat menjadi Kapudan Pasha oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni.
Ia kemudian memimpin armada laut Utsmaniyah dalam Pertempuran Preveza tahun 1538 melawan armada gabungan Kristen.
Kemenangan telak di pertempuran tersebut menjadikan Laut Mediterania dikuasai oleh Utsmaniyah selama lebih dari tiga dekade.

Selain itu, Hayreddin juga menjalin aliansi militer dengan Prancis dalam menghadapi musuh bersama, yaitu Habsburg.
Pada tahun 1543, ia ikut serta dalam Pengepungan Nice bersama pasukan Prancis.
Meski kota tersebut akhirnya dikuasai kembali oleh musuh, kehadiran Hayreddin memperkuat posisi politik dan militer Kesultanan Utsmaniyah di kancah internasional.
Warisan Seorang Legenda
Hayreddin Barbarossa wafat pada 4 Juli 1546 di Istanbul. Ia dimakamkan di Barbaros Hayreddin Paşa Türbesi, sebuah makam megah yang hingga kini menjadi situs bersejarah penting.
Julukan “Singa Laut Mediterania” diberikan kepadanya atas kontribusinya dalam memperkuat dominasi laut bagi Utsmaniyah.
Ia dikenal sebagai salah satu laksamana terbesar dalam sejarah Islam dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.
Refleksi Sejarah dalam Fiksi
Melalui Hajrudin, Oda tampaknya tidak hanya menciptakan karakter yang kuat secara fisik, tetapi juga kaya akan nilai sejarah dan budaya.
Seperti halnya Hayreddin, Hajrudin tidak hanya bertempur demi kekuasaan pribadi, melainkan demi kehormatan, pembebasan, dan pemulihan harga diri bangsanya.
Kedua tokoh ini mewakili semangat perlawanan terhadap diskriminasi dan penjajahan, baik dalam dunia nyata maupun fiksi.
Dengan menanamkan unsur sejarah nyata ke dalam karakter fiksi, One Piece berhasil menjadi lebih dari sekadar kisah petualangan.
Ia menjadi ruang untuk refleksi, pengenalan sejarah, dan pemahaman tentang nilai-nilai seperti kesetiaan, keberanian, dan kehormatan.
Hajrudin, seperti Hayreddin, akan selalu diingat bukan hanya karena kekuatannya, tetapi juga karena komitmennya terhadap tujuan yang lebih besar dari dirinya sendiri.