Jarang Orang Tahu, 4 Ilmuwan di Era Utsmaniyah

Kekaisaran Utsmaniyah, yang berlangsung selama lebih dari enam abad (1299–1922), merupakan salah satu peradaban terbesar dalam sejarah dunia, dengan kontribusi signifikan di berbagai bidang, terutama ilmu pengetahuan dan teknologi.
Para ilmuwan dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu memberikan kontribusi luar biasa dalam memajukan pengetahuan, memperkenalkan konsep-konsep baru, dan memperkaya warisan ilmiah yang tetap relevan hingga hari ini.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa ilmuwan terkemuka dari masa Utsmaniyah, termasuk Ali Kuscu, Ibrahim Hakki Erzurumi, Lagarî Hasan Çelebi, dan Nasuh el-Matrakçı, yang memberikan dampak besar dalam berbagai bidang seperti astronomi, matematika, fisika, serta teknologi penerbangan.
Ali Kuscu: Penerus Ulugh Beg dalam Astronomi

Ali Kuscu, yang lahir di Samarkand pada 1403, adalah seorang ilmuwan yang memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu astronomi, matematika, dan fisika.
Sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dalam Kekaisaran Utsmaniyah, Ali Kuscu dikenal karena kontribusinya pada karya-karya astronomi, terutama dalam penyusunan Zij-i-Sultani.
Sebuah karya monumental yang merupakan hasil pengamatan yang dilakukan di Observatorium Ulugh Beg di Samarkand.
Ali Kuscu memulai perjalanan ilmiahnya di Herat dan Samarkand, di mana ia bekerja di bawah bimbingan Ulugh Beg, seorang astronom besar yang mendirikan observatorium di Samarkand.
Setelah kematian Ulugh Beg, Ali Kuscu pindah ke Herat dan akhirnya ke Istanbul, di mana ia berperan dalam pengajaran dan penulisan karya-karya ilmiah.
Sebagai ilmuwan di Kesultanan Utsmaniyah, Ali Kuscu tidak hanya dikenal sebagai astronom, tetapi juga seorang ahli hukum dan teolog.
Karyanya dalam bidang astronomi, seperti “Risalah tentang Aritmatika” dan “Risalah tentang Astronomi,” memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan Islam.
Salah satu prestasi penting Ali Kuscu adalah perumusan model planet alternatif untuk Merkurius, yang menjadi referensi penting dalam astronomi pada masa itu.
Baca juga : Ali Kuscu Ilmuwan Matematika, Astronomi dan Logika Asal Ustmani
Ibrahim Hakki Erzurumi: Pemikir Multidisipliner dan Penyusun Marifetname

Ibrahim Hakki Erzurumi (1703–1780) adalah seorang sufi, ilmuwan, dan filsuf yang mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu.
Ibrahim Hakki dilahirkan di Erzurum, sebuah kota di timur Anatolia, dan dikenal karena karya besar yang diberinya dalam berbagai bidang, termasuk astronomi, matematika, anatomi, psikologi, dan filosofi Islam. Salah satu karya terbesar Ibrahim Hakki adalah Marifetname (Buku Gnosis), yang diterbitkan pada 1756.
Marifetname bukan hanya sebuah ensiklopedia ilmiah, tetapi juga sebuah teks yang menggabungkan pengetahuan ilmiah dan mistisisme Islam.
Karya ini memuat penjelasan mendalam tentang astronomi pasca-Copernican, sesuatu yang sangat jarang ditemukan dalam karya ilmiah Muslim pada waktu itu.
Ibrahim Hakki menggabungkan pengetahuan astronomi dengan konsep-konsep spiritual, menciptakan hubungan antara pencarian pengetahuan ilmiah dengan pencarian Tuhan.
Dalam Marifetname, ia juga menyajikan pengetahuan yang sangat mendalam mengenai sistem tata surya dan teori-teori astronomi lainnya yang mendahului pemikiran ilmiah di Eropa pada waktu itu.
Baca juga : Ibrahim Hakki Erzurumi, Ahli Astronomi dan Geografi Utsmani
Lagarî Hasan Çelebi: Pionir Teknologi Penerbangan di Dunia Islam
Salah satu kontribusi paling menarik dari ilmuwan Utsmaniyah adalah dalam bidang teknologi penerbangan.
Lagarî Hasan Çelebi (abad ke-17) adalah seorang insinyur dan seniman yang terkenal karena eksperimennya dalam penerbangan. Pada 1632–33, Lagarî Hasan Çelebi mencatatkan sejarah dengan melakukan percobaan penerbangan menggunakan rudal primitif yang terbuat dari pasta mesiu.
Peristiwa ini terjadi di hadapan Sultan Murad IV di Sarayburnu, Istanbul, yang merupakan bagian dari perayaan kelahiran putri Sultan.

Menggunakan peluru berbahan mesiu, Hasan Çelebi meluncur ke udara dan terbang ke atas, meskipun tidak lama kemudian ia turun dengan bantuan sayap elang yang ia pakai untuk mendarat dengan aman di laut.
Aksinya yang luar biasa ini tidak hanya menunjukkan semangat ilmiah yang tinggi, tetapi juga menjadi salah satu eksperimen awal dalam dunia penerbangan.
Meskipun eksperimen penerbangan seperti ini mungkin terlihat primitif, hal itu menunjukkan potensi luar biasa para ilmuwan Utsmaniyah dalam mengeksplorasi teknologi baru, yang kemudian berkembang lebih lanjut pada abad ke-20.
Nasuh el-Matrakçı: Pengembangan Matematika dan Miniatur Ottoman
Nasuh el-Matrakçı (1480–1564) adalah seorang ilmuwan yang sangat terkenal di dunia Ottoman. Lahir di Bosnia, ia adalah seorang janissary yang berperan penting dalam bidang matematika, geografi, sejarah, dan seni.
Salah satu karya pentingnya adalah Cemâlü’l-Küttâb dan Kemalü’l-Hisâb, yang berfokus pada matematika dan geometri.

Buku-buku ini mendedikasikan pengetahuan matematika kepada Sultan Selim I, dan memperkenalkan konsep-konsep baru dalam perhitungan dan pengukuran yang berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Selain matematika, Nasuh juga dikenal karena keahliannya dalam seni miniatur, di mana ia menggabungkan keahlian menggambar peta dengan miniatur Ottoman.
Gaya unik yang dikenal sebagai “gaya Matrakçı” ini memperkenalkan perspektif yang berbeda dalam menggambar, terutama dengan menggambarkan pemandangan bumi dari atas.
Salah satu karya terkenal Nasuh adalah gambaran Perang Safavid, yang menggambarkan perjalanan pasukan Ottoman di bawah pimpinan Suleiman Agung ke Iran.
Miniatur sejarah ini tidak hanya menunjukkan keterampilan artistik, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang peristiwa sejarah yang terjadi pada waktu itu.
Ilmuwan dari era Utsmaniyah memainkan peran kunci dalam mempertahankan dan mengembangkan pengetahuan ilmiah di dunia Islam.
Ali Kuşçu, Ibrahim Hakki Erzurumi, Lagarî Hasan Çelebi, dan Nasuh el-Matrakçı adalah contoh cemerlang dari sekelompok besar pemikir yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang, seperti astronomi, matematika, teknologi, dan seni.
Mereka tidak hanya mendalami pengetahuan ilmiah, tetapi juga menghubungkannya dengan tradisi budaya dan spiritual yang kaya dalam Islam.
Keberhasilan mereka mencerminkan semangat ilmiah yang luar biasa, yang tidak hanya bertahan dalam sejarah, tetapi juga memberi pengaruh besar pada perkembangan pengetahuan ilmiah di seluruh dunia.
Warisan mereka terus hidup dalam karya-karya ilmiah mereka yang telah diterjemahkan dan dipelajari di seluruh dunia, dan mereka tetap menjadi teladan bagi generasi ilmuwan dan pemikir masa depan.
Dengan melihat kembali pencapaian mereka, kita dapat memahami betapa pentingnya integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dalam membentuk dunia yang lebih maju dan bermartabat.









